"Sebenarnya tidak sengaja (bertemu) meskipun sebelumnya sudah pernah ketemu, karena dia bisnisnya properti, dulu pas ketemu saya belum cerita, saya masih diam.
Pas ketemu kemarin itu dia menyapa saya, dan tanya usaha apa, saya jujur bilang saya jualan tahu bakso, lalu dibeli sama dia.
Akhirnya ngobrol kalau usaha sepi karena PPKM, begitu pula usaha properti dia yang saat ini sepi, karena orang tidak berfikir beli rumah," cerita Jono.
Menurut Jono, perusahaan temannya itu bergerak di kontraktor, developer, suplayer, perdagangan umum dan jasa.
"Saya kaget karena saya lagi ganti menu di aplikasi saya pakai hp, dia yang di sebelah saya penasaran, awalnya nama aplikasi saya itu larizo, akhirnya dia tertarik dan menginvestasikan modalnya agar aplikasi saya bisa segera jalan," jelasnya.
Dia bilang kenapa tidak jalan, lalu saya bilang jika tidak punya modal, dan server juga masih numpang.
"Saat itu, teman saya sempat diam, dia langsung minta saya datang kerumahnya atau ke kantornya, langsung ngobrol-ngobrol ditanya butuh dana berapa untuk mengembangkan aplikasi ini.
Langsung saat itu juga MoU 5 tahun di depan notaris dan managementnya.
Padahal saya datang kesana pakai pakaian biasa, cuma kaos aja.
Dalam perjanjian pun setelah saya baca seksama, Alhamdulillah sama sama menguntungkan," ungkapnya.
Dari kepercayaan temannya tersebut untuk mengembangkan aplikasi tersebut, Jono akhirnya merubah nama aplikasi E-commerce nya tersebut menjadi Jawaraya, sesuai dengan nama perusahaan milik temannya tersebut PT Jawaraya Grup.
"Sudah MoU kontrak kerjasama, kantor sudah didirikan, Insya Allah sudah selesai, paling lambat Minggu depan kita sudah bisa launching," jelas Jono.
Jono mengaku sangat bersyukur dengan tahapan pencapaian yang dia alami hingga saat ini, meskipun belum berjalan.
Namun perjuangan membesarkan nama aplikasi yang dia bangun sejak dari nol diakuinya tak lepas dari dukungan istri dan kedua anaknya.
"Istri Alhamdulillah mengerti, kita berjuangnya, susahnya, walau bagaimanapun tetap menghargai, karena sampai saat ini masih serba sulit dan istri saya tetep setia memberikan semangat.
Karena kita juga pernah tidak punya apa apa, sampai makan sehari saja tidak bisa, dari situ lah saya semangat banget sampai sekarang saya tetep berusaha untuk jadi orang sukses," ungkapnya.
Dia pun bernazar, jika aplikasinya tersebut nantinya bisa booming dan bisa memberikan manfaat bagi orang banyak, terlebih dahulu yang akan dia lakukan adalah menyantuni anak yatim-piatu dan sedekah.
"Karena lika liku hidup saya sangat pahit, saya punya cita cita, ini ibarat nazar, kalau aplikasi ini punya manfaat untuk orang banyak, berjalan lancar dan tidak ada halangan apapun, yang pertama saya mau ngurusin anak anak yatim-piatu dan sedekah yang paling utama.
Bahkan mau saya buat menu untuk donasi di aplikasinya," ucapnya.
Meskipun telah memiliki kantor khusus untuk mengembangkan aplikasi Jawaraya, Jono masih setia dengan motor tuanya berkeliling jualan tahu bakso.
Sebagai pemuda desa, dia pun berpesan kepada seluruh pemuda agar tidak putus semangat, jadikan segala kekurangan yang dimiliki untuk terus belajar.
"Kita sebagai orang walaupun punya keterbatasan, tapi kita harus semangat, kalau kita yakin dan mau belajar, Insya Allah pasti kita bisa dan yang penting jangan menyerah, sekecil apapun usahanya kalau ditekuni, diyakini dan diseriusi, Insya Allah pasti ketemu jalannya," jelasnya. |
0 komentar: