Siaran TV Digital Bisa Jadi Sistem Peringatan Dini Bencana Alam
Siaran TV digital tak hanya menawarkan kualitas gambar dan suara yang lebih bagus dari TV analog, tapi lebih dari itu.
Fitur Early Warning System yang ada di siaran TV digital bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengantisipasi bencana, seperti kejadian Gunung Semeru erupsi.
Fitur Early Warning System (EWS) akan menginformasikan kepada masyarakat apabila terjadi bencana alam, baik itu gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, maupun kebakaran hutan.
Direktur Pengembangan Pitalebar, Ditjen PPI, Kementerian Kominfo, Marvels Situmorang mengatakan, agar fitur EWS bisa berjalan di sistem TV digital, maka sistem pemancar (multipleks) dan receiver (Set Top Box/STB atau TV) harus juga dilengkapi fitur tersebut
"Masalah konten informasi kebencanaan yang disampaikan bisa apa saja (gempa, tsunami, banjir, kebakaran hutan, gunung erupsi, dll) sepanjang otoritas yang menyampaikan konten, seperti BMKG dan lainnya, terhubung ke penyelenggara mux," tutur Marvels.
Fitur EWS ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana alam. Kasus gempa bumi yang sering melanda Jepang juga mengandalkan kecanggihan teknologi tersebut sebagai sarana penyampaian informasi ke khalayak luas.
"Iya, seperti di Jepang yang sering terjadi gempa, salah satu media penyampaian EWS melalui TV dan fitur ini hanya ada di sistem TV digital," jelasnya.
Fitur EWS adalah salah satu dari tiga fitur lainnya yang bisa diandalkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam menikmati siaran televisi berkualitas di masa mendatang.
Tiga fitur lainnya di siaran TV digital, yaitu sinyal siaran yang lebih stabil berkat adanya teknologi DVB-T2, TV digital ramah keluarga karena penonton bisa membatasi program acara sesuai usia dengan teknologi parental lock, dan fitur Electronic Program Guide (EPG) untuk melihat kategori, jadwal, dan deskripsi acara.
Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kominfo mempersiapkan proses migrasi TV analog ke digital yang dimulai tahun depan.
Semula, suntik mati TV analog itu dilakukan pada 17 Agustus kemarin. Hanya saja pandemi COVID-19 yang masih terjadi, Kominfo memutuskan untuk melakukan penyesuaian jadwal.
Dari yang awalnya penghentian TV analog tersebut di seluruh Indonesia dilakukan dalam lima tahap, kini menjadi tiga tahap saja dimulai pada 30 April 2020 dan berakhir 2 November 2022.
0 komentar: