Twitter menguji coba
fitur keamanan baru bernama Safety Mode. Fitur ini bisa dimanfaatkan
pengguna untuk memblokir akun yang mengirimkan pelecehan dan ujaran
kebencian secara otomatis. Begitu fitur ini diaktifkan oleh
pengguna, sistem Twitter akan memblokir akun secara otomatis selama
tujuh hari jika ketahuan mengirimkan cuitan berisi ujaran kebencian atau
mengirimkan balasan yang berulang-ulang. "Ketika
fitur ini diaktifkan di Settings, sistem kami kan menilai kemungkinan
engagement negatif dengan mempertimbangkan konten Tweet dan hubungan
antara penulis Tweet dan akun yang membalas," kata Senior Product
Manager Twitter Jarrod Doherty dalam blog Twitter, seperti dikutip dari
The Verge. "Teknologi kami akan mempertimbangkan hubungan yang sudah ada, jadi
akun yang kalian ikuti atau sering berinteraksi tidak akan diblokir
secara otomatis," sambungnya. Saat
ini fitur Safety Mode masih diuji coba secara terbatas melibatkan
'feedback group' di iOS, Android, dan Twitter.com. Uji coba ini
mengutamakan akun jurnalis perempuan dan anggota kelompok marjinal, tapi
akan diperluas dalam beberapa bulan ke depan. Akun yang sudah
diblokir secara otomatis tidak akan bisa mengikuti akun pengguna yang
memblokir, melihat cuitan, atau mengirimkan direct message selama satu
minggu. Tapi jika sistem Twitter melakukan kesalahan dan memblokir akun yang tidak bermasalah, pengguna bisa mencabut blokirnya kapan saja lewat pengaturan. "Kami
juga akan secara teratur mengawasi akurasi sistem safety mode kami
untuk meningkatkan kemampuan deteksi kami," jelas Jarrod. Twitter
pertama kali memamerkan Safety Mode pada bulan Februari, tapi saat itu
mereka tidak mengungkap kapan fitur ini akan diluncurkan. Fitur ini akan
melengkapi fitur keamanan Twitter
lainnya seperti menyembunyikan balasan, membatasi akun yang boleh
membalas cuitan, dan mengeluarkan peringatan jika pengguna berencana
mengirimkan cuitan yang berpotensi melecehkan. Meski telah
mengenalkan deretan fitur keamanan, pelecehan dan ujaran kebencian masih
menjadi masalah besar bagi Twitter. Seperti kasus komentar rasis yang
diterima oleh tiga pemain kulit hitam tim nasional Inggris setelah kalah
di final Piala Euro 2020. |
0 komentar: