Coki Pardede Suntik Sabu Lewat Anus, Biar Apa?
Polisi menyebut Coki Pardede mengonsumsi sabu dengan menyuntikkannya ke anal. Dikatakan polisi, cara tersebut merupakan teknik baru yang populer di luar negeri.
"Memang setahu kita sabu itu dibakar dan diisap. Ini teknik baru kata Saudara RP, yang disertai kepada penyidik dia ini lebih cepat prosesnya daripada diisap," kata Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Deonijiu De Fatima kepada wartawan di kantornya, Tangerang.
Dari kacamata sains, apakah ada pengaruh pemakaian sabu lewat anus? Kami pun menghubungi Peneliti dr Hari Nugroho peneliti dari Institute of Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN).
Menurutnya, memang cara pemakaian sabu yang disuntik sudah 'umum' di kalangan mereka yang berkecimpung di dunia adiksi. Ia pun kerap menemukan pasien yang melakukan cara yang sama.
"Iya memang salah satu cara pake sabu itu selain dihisap pake bong, ditelan, disuntik, juga lewat anus. Istilahnya booty bumping. Biasa di kalangan gay kalau di luar negeri," kata dr Hari.
Secara sains, memang penggunaan obat-obatan lewat anus, dalam hal ini lewat bagian yang disebut rektum, terbukti bisa menyerap obat lebih cepat. Ini dikarenakan banyak pembuluh darah di sana.
Misal pada pasien anak yang kejang dan butuh pertolongan cepat, dokter bisa memberi obat golongan benzodiazepine lewat rectal.
Kasus lain ketika seseorang mengalami panas tinggi dengan memberikan obat paracetamol lewat rectum.
Menurut dr Hari, di luar negeri pengguna dengan metode ini kebanyakan adalah gay dan hal semacam itu digunakan bisa dilakukan untuk meningkatkan pengalaman seksual.
Selain sabu (methamphetamine) narkoba yang sering dipakai lewat rektal adalah GHB dan GBL.
"Kalau masih inget kasus di Inggris yang mahasiswa Indonesia melakukan kejahatan seksual, nah yang dipake G drugs (GHB dan GBL) itu," tandasnya.
Praktik memakai narkoba dengan cara ini bisa menyebabkan iritasi atau rasa sakit. Risiko lainnya yang mengintai bisa merobek jaringan internal anus.
San Francisco AIDS Foundation and Tweaker, menyebut hal ini bisa disertai dengan pendarahan.
Akibatnya, ada risiko tertular infeksi, seperti HIV, hepatitis C, dan limfogranuloma venereum terkait klamidia.
Apapun masalah yang sedang kamu hadapi, jangan lari ke narkoba ya.
Ayo hidup sehat dan say no to drugs!
0 komentar: