Samsung, Mantan Produsen Mie yang Meraksasa

Salah satu pilar ekonomi Korea Selatan adalah beberapa perusahaannya yang mendunia. Salah satunya tentu saja Samsung Group, yang kini di bawah bendera Samsung Electronics menjadi raksasa elektronik dengan operasi global. 

Padahal pada awalnya, Samsung sama sekali tidak memproduksi barang elektronik. Perusahaan ini didirikan oleh Lee Byung Chull pada tahun 1938 sebagai perusahaan perdagangan makanan.

Samsung saat itu antara lain memproduksi mie dan berkantor di wilayah Daegu, Korea Selatan. Perusahan ini lumayan sukses dan kemudian pindah kantor ke Seoul.

Setelah perang Korea selesai, Samsung mulai melebarkan sayap bisnisnya. Pada tahun 1954, Samsung membangun pabrik pakaian wol terbesar di Korsel.

Sukses di bidang bisnis yang dirintisnya, Samsung akhirnya memutuskan masuk ke bisnis elektronik pada tahun 1960. Produk pertama mereka adalah televisi berlayar hitam putih.

Sejak tahun 1990-an, Samsung Electronics menapak pada kejayaan. Mereka menjadi produsen memory chip terbesar di dunia pada tahun 1992 dan produsen chip nomor dua setelah Intel.

Samsung memproduksi hampir semua perangkat elektronik, termasuk smartphone. Dilihat dari unit terjual, Samsung saat ini adalah produsen ponsel terbesar menggantikan Nokia. Mereka juga berstatus produsen televisi dengan penjualan terbanyak sejak tahun 2006.

Kejayaan Samsung di banyak bidang membuat produsen elektronik asal Jepang kelabakan. Sejak tahun 2005, merek Samsung sudah lebih populer ketimbang Sony menurut riset Interbrand.

Dan sejak tahun 2009, Samsung menjadi perusahaan elektronik dengan pendapatan tertinggi sejagat, menjungkalkan Hewlett Packard. Apa rahasia sukses Samsung?

"Kekuatan sesungguhnya dari Samsung adalah kecepatannya. Orang Korea makan dengan cepat, berbicara cepat dan berjalan seperti orang gila. Itu adalah semangat orang Korea dan Samsung adalah contoh sifat kompetitif mereka," kata Professor Sea Jin Chang, penulis buku Sony vs Samsung.

"Bagi orang Korea, menjadi nomor satu, mendapatkan medali emas adalah sesuatu yang penting," kata Tony Michell, penulis Samsung Electronics and the Struggle for Leadership of the Electronics Industry.

Jadi Idaman Pencari Kerja

Sebagai konglomerasi raksasa asal Korea Selatan, Samsung pun jadi para incaran pencari kerja. Jika pemuda Korsel ditanya tentang impian bekerja di perusahaan mana, sebagian pasti menjawab Samsung.

Bekerja di Samsung Group, yang bisnisnya tidak hanya di perangkat elektronik namun juga asuransi sampai pembuatan kapal, menjanjikan kesejahteraan tinggi di Negeri Ginseng itu.

Para orang tua di Korsel pun banyak yang mendambakan putranya bekerja di Samsung Group. Bahkan salah satu kunci pernikahan yang mulus katanya adalah dengan bekerja di Samsung. Pendek kata, karyawan Samsung adalah menantu idaman.

Samsung biasanya membuka lowongan kerja dua kali setahun. Tes yang harus dilalui para pelamar sangat berat dan terdiri dari beberapa tahapan.

"Saya akan mempersiapkan diri untuk interview dari pagi sampai malam nanti," kata Shin Seong Hwan, pemuda usia 25 tahun yang ayahnya bekerja di Samsung. Dia sukses dalam tes tahap awal dan saat ini latihan intensif agar lolos.

Dalam pembukaan lowongan kerja terakhirnya, Samsung hanya menerima 5.500 orang, padahal jumlah pelamar mencapai 100 ribu. Agar peluang lolos makin terbuka, tidak sedikit yang sampai mengikuti les khusus yang membahas soal ujian Samsung.

"Pekerjaan di konglomerasi besar akan menyelamatkan muka Anda dan membanggakan orang tua," kata Hur Jai-joon, periset senior di Korea Labor Institute.

Selain Samsung, konglomerasi besar lain seperti Hyundai atau LG juga kebanjiran lamaran. Sayangnya, 30 konglomerasi paling top di sana hanya mempekerjakan 6,8% dari angkatan kerja Korsel sehingga kompetisi begitu panas.

0 komentar: