Mengenang Luc Montagnier, Penemu Virus HIV yang Tutup Usia
Montagnier bersama-sama rekan sekaligus sahabatnya sesama ilmuwan Prancis Francoise Barre-Sinoussie, berbagi penghargaan Hadiah Nobel Kedokteran 2008 atas peran mereka dalam menemukan virus HIV.
Dikutip dari Reuters, pada tahun-tahun sebelum timbulnya epidemi AIDS, Montagnier telah membuat penemuan signifikan mengenai sifat virus dan berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana virus dapat mengubah informasi genetik organisme inang.
Penyelidikannya terhadap interferon, salah satu pertahanan tubuh terhadap virus, juga membuka jalan bagi pengobatan medis untuk penyakit virus.
Dia kemudian menjadi Director of the World Foundation for AIDS Research and Prevention di Paris.
Namun di tahun-tahun berikutnya, dia dikesampingkan komunitas ilmiah karena mengambil sikap yang sebagian kalangan aneh, terutama terhadap vaksin.
Hal ini dipertegas saat sosok yang memperoleh gelar PhD dalam bidang virologi di Paris University ini memicu kontroversi pada tahun 2020 dengan mengatakan bahwa dia percaya virus Corona dibuat di laboratorium di China.
"Kabar meninggalnya Montagnier telah beredar di berbagai media online selama 24 jam sebelumnya, namun media besar seperti AFP tidak segera mendapatkan konfirmasi.
Kurangnya informasi mengenai seputar sosok terkenal seperti itu tampaknya merupakan cerminan dari posisi Montagnier baru-baru ini di komunitas ilmiah," tulis laporan New York Post.
Meski demikian, peran Montagnier di dunia sains dan medis tidak bisa dikesampingkan.
Juru bicara asosiasi anti-AIDS Aides memberikan pernyataan bahwa mereka memuji peran besar Montagnier dalam penemuan bersama HIV.
"Ini adalah langkah maju yang mendasar, tetapi sayangnya diikuti oleh beberapa tahun di mana dia menjauh dari sains, fakta yang tidak dapat kami sembunyikan," katanya.
Montagnier membuat penemuan kunci HIV pada awal 1980-an ketika kasus AIDS mulai melonjak dan orang yang terinfeksi memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan hidup.
Temuannya meletakkan dasar untuk pengobatan AIDS, diluncurkan 15 tahun kemudian, yang memungkinkan pasien untuk hidup hampir normal meskipun sakit.
0 komentar: