Ini 4 Hal yang Mau Diubah Elon Musk di Twitter

CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk kembali bikin heboh setelah mengakuisisi Twitter secara penuh dengan nilai mencapai USD 44 miliar, atau sekitar Rp 635 triliun. Apa yang bakal berubah di Twitter?

 

Akuisisi ini menimbulkan berbagai spekulasi terkait apa yang bakal dirombak Musk dari platform microblogging tersebut. 

 

Musk sendiri sejak lama sudah sering berkoar ke 83 juta pengikutnya di Twitter mengenai apa yang perlu diperbaiki.

 

Namun satu yang pasti, Musk bakal menegakkan kebebasan berpendapat di Twitter, seperti yang ia katakan dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Cnet.



"Kebebasan berpendapat adalah dasar dari demokrasi, dan Twitter adalah pusat kota digital di mana banyak hal penting untuk masa depan manusia diperdebatkan," ujar Musk.


 

Musk pun menyebut ingin menjadikan Twitter lebih baik dibanding sebelumnya, salah satunya dengan menambah fitur-fitur baru, juga menjadikan algoritmanya menjadi open source, dan memerangi bot spam serta mengotentifikasi semua orang yang menggunakan Twitter.

 

Berikut adalah empat perubahan yang akan digeber Musk di Twitter
 

 

1. Memperbarui moderasi konten

 

Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan di Twitter adalah sesuatu yang ingin dilakukan Musk di Twitter, jauh sebelum ia mengungkap rencananya untuk mengakuisisi Twitter.

 

Pada akhir Maret lalu misalnya, ia memposting sebuah jajak pendapat yang mencari informasi apakah para pengikutnya percaya kalau Twitter melindungi kebebasan berpendapat.

 

"Kebebasan berpendapat sangat penting untuk demokrasi yang berfungsi baik. 

 

Apa kamu percaya Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?" kicau Musk. Jajak pendapat itu berakhir dengan 70% dari 2 juta responen yang menjawab: "Tidak".

 

Menurut Musk, Twitter sering menyensor pendapat dari para penggunanya. 

 

Dan ia bukan satu-satunya yang punya pendapat seperti itu. Namun perlu dicatat juga, kicauan Musk sejauh ini juga tak bersih dari kontroversi.

 

Ia pernah dituding menyebarkan misinformasi terkait virus Corona pada 2020 dengan menyebut, "Anak-anak pada dasarnya imun terhadap COVID-19". 

 

Namun menurut Twitter, kicauan itu tidak melanggar melanggar aturan mereka karena tidak terlalu definitif.

 

Meski sudah mengakuisisi Twitter, Musk juga belum tentu bisa mempengaruhi kebijakan moderasi konten di Twitter. 

 

Karena Twitter menyebut keputusan regulasi tersebut tidak ditentukan oleh dewan direksi ataupun pemegang saham, dan mereka tak punya rencana untuk mengubah aturan yang saat ini sudah berlaku.




2. Memerangi scam kripto

 

Secara personal, Musk pernah menjadi korban scam kripto di Twitter. 

 

Yaitu saat seseorang mengaku sebagai Musk dengan menggunakan akun palsu di berbagai situs media sosial dan kemudian meminta sumbangan dalam bentuk uang kripto.

 

Akun Musk pun termasuk menjadi salah satu akun yang diretas untuk menyebarkan scam bitcoin. Maka tak aneh jika nantinya aspek keamanan ini juga menjadi fokus Musk di Twitter.

 

"Twitter menghabiskan sumber daya engineering di omong kosong ini (profile picture yang menampilkan NFT) sementara penipu kripto menyebarkan bot spam di hampir semua thread yang ada," kicau Musk pada awal Januari lalu.

 

Musk juga pernah menyatakan kalau bot adalah masalah paling menyebalkan di Twitter. 

 

Kemudian ia menyatakan jika akuisisi Twitternya berhasil, ia akan melawan penyebaran bot spam sampai mati, juga mengotentifikasi semua orang yang menggunakan Twitter.

 

3. Merilis tombol edit

 

Tombol edit kicauan sebenarnya sudah lama diminta oleh para pengguna Twitter, dan sampai sekarang belum pernah diwujudkan. 

 

Pada awal April lalu Musk kembali mengadakan polling mengenai hal ini.

 

"Apakah anda menginginkan adanya tombol edit"," tulis Musk dalam polling tersebut. Ia bahkan tampak sengaja salah mengetik pilihan jawabannya, yaitu "yse" dan "on". Hasilnya? 73,6% dari 4,4 juta responden menjawab "yse" dan 26,4% menjawab "on".

 

Musk sendiri tak pernah menunjukkan pendapatnya mengenai perlu atau tidaknya tombol edit di Twitter. 

 

Namun tampaknya Twitter menganggap penting polling Musk tersebut dan terlihat menjadikan keberadaan tombol edit itu menjadi prioritas utama.
 

 

4. Membuka algoritma Twitter

 

Pengguna media sosial sering mengeluhkan kalah algoritma yang dipakai media sosial mengontrol hidup mereka agar lebih lama menghabiskan waktu di Twitter, Facebook, dan lainnya.

 

Kebanyakan pengguna Twitter lebih suka kicauan secara kronologis berdasarkan waktu. 

 

Namun Twitter sempat 'memaksa' pengguna untuk melihat linimasa yang diurut berdasarkan algoritma mereka. Meski kemudian Twitter memberikan opsi untuk melihat linimasa secara kronologis.

 

Musk pun pernah menyarankan untuk menjadikan algoritma Twitter itu terbuka, atau open source, yang lagi-lagi diutarakannya lewat polling pada 24 Maret lalu. 

 

83% dari sejuta responden setuju untuk algoritma yang open source tersebut.

0 komentar: