Fitur 'Bunuh Diri' di Ponsel Samsung Ditolak Operator
Samsung Electronics tak bisa memamerkan kecanggihan fitur 'Kill Switch' di ponselnya. Kehadiran fitur 'bunuh diri' ini ditolak operator Amerika Serikat (AS) yang menjadi mitra distributornya.
'Kill Switch' pada dasarnya membuat ponsel mati otomatis dan tidak bisa digunakan, ketika ponsel tersebut dicuri atau hilang. Sayangnya, ide ini tidak mengesankan sejumlah operator besar di negeri Paman Sam.
Operator yang menolak tersebut antara lain seperti disebutkan Jaksa wilayah George Gascon yakni AT&T, Verizon Wireless, United States Cellular Corp, Sprint Corp dan T-Mobile US Inc.
Alasannya, dilansir Times of India, Kill Switch bukanlah jawaban atas keamanan ponsel. Fitur semacam ini menurut mereka justru memungkinkan hacker melumpuhkan ponsel seseorang.
Seperti diketahui, saat Kill Switch diaktifkan, smartphone yang dicuri akan memasuki mode brick atau dirusak secara otomatis. Setelah smartphone memasuki mode brick, artinya smartphone telah rusak secara hardware dan software.
Dengan kata lain handset yang dicuri tidak akan dapat digunakan dan hanya akan menjadi seonggok barang rusak. Sejumlah produsen smartphone membekali handset mereka dengan fitur ini karena maraknya pencurian ponsel. Pantech, Samsung dan LG adalah tiga vendor smartphone asal Korea Selatan yang sudah menyiapkan fitur ini.
Shower Masa Depan OrbSys, Bisa Mendaur Ulang Air Sambil Mandi
Dengan menggunakan gayung atau shower, mandi bisa dibilang aktivitas yang banyak menyedot konsumsi air. Alih-alih ingin menyelamatkan lingkungan dengan melakukan penghematan air, sebuah perusahaan di Swedia mengembangkan teknologi pendaur ulang air.
Uniknya, sistem pendauran ulang yang diperkenalkan OrbSys (Orbital System) dilakukan ketika pengguna sedang mandi. Ya, alat ini merupakan teknologi shower masa depan, di mana bisa menghemat penggunaan air hingga 90% dan menghemat energi hingga 80% dibandingkan shower biasa.
Lalu seperti apa cara kerjanya? Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Teknologi ini menggunakan sistem yang sama digunakan para astronot ketika berada di luar angkasa. Air yang turun dari shower selanjutnya masuk ke dalam corong yang akan memurnikan air dan selanjutnya air kembali masuk ke shower untuk digunakan lagi.
Saat ini memang harga jual dari produk tersebut belum dikonfirmasi. Namun, meskipun akan mahal, teknologi OrbSys ini diklaim akan menghemat pengeluaran air hingga US$ 1.000 (sekitar Rp 11 juta) per tahunnya.
Aplikasi Ponsel Bisa Jaga Rumah dari Jauh
Para pemilik rumah yang khawatir dengan keamanan rumah mereka ketika sedang bekerja atau sedang liburan, kini bisa menggunakan beberapa aplikasi smartphone terbaru yang bisa membantu mereka mengawasi propertinya dari jauh dan bisa memberitahu mereka jika terjadi masalah.
Di Amerika Serikat pada 2012 terjadi lebih dari dua juta pencurian, atau sekitar satu dari setiap 15 detik, menurut angka kejahatan dari pemerintah.
Perusahaan-perusahaan besar dan startup menawarkan beberapa aplikasi yang terhubung dari jarak jauh untuk mengawasi sistem-sistem yang membantu para pelanggan menjaga keamanan properti dan rumah mereka.
Viper Connect merupakan sebuah aplikasi untuk iPhone dan Android yang mengawasi rumah dan mobil. Perusahaan menyuplai sistem keamanan yang bekerja sendiri dengan gerakan sensor dan kamera video, yang bisa dipasang di sekitar rumah, dan melakukan sistem pengawasan dari jarak jauh.
“Umumnya, kecuali sebuah rumah yang sudah dipasang perangkat untuk menjaga keamanan dan otomatis, sangat sulit dan mahal bagi orang-orang untuk mendapatkan manfaat dari keamanan rumah,” ujar James Turner, wakil presiden dari pengembang produk di Viper, yang dimiliki oleh Directed Electronics, di Vista, California.
Berkat perangkat nirkabel dan aplikasi seluler yang bisa mengawasi rumah, hal tersebut menjadi lebih mudah, ujarnya.
Dengan aplikasi Viper Connect para pemilik rumah bisa menyalakan sistem keamanan atau mematikannya dari jarak jauh. Jika ada gerakan di rumah, aplikasi tersebut mengirim sebuah pemberitahuan kepada para penggunanya. Untuk biaya ekstra, video dari kamera yang dipasang di sekitar rumah juga bisa dilihat.
Aplikasi bisa mengawasi hingga 64 perangkat, meliputi sirene, sensor dan delapan kamera.
“Normalnya, ketika Anda memperhitungkan sistem keamanan rumah, Anda cenderung berpikir di area mana di rumah saya yang gampang dibobol,” ujar Turner.
Perangkat yang meliputi dua sensor tersebut dibanderol seharga 229,99 dolar Amerika (sekitar Rp2,65 juta). Aksesoris tambahan juga tersedia untuk mengontrol pencahayaan, termostat dan pintu garasi. Aplikasi tersebut gratis tapi layanan premium, seperti akses ke video feed, memiliki biaya sekitar 9,99 dolar Amerika (sekitar Rp115 ribu) per bulan.
Untuk harga 199 dolar Amerika (sekitar Rp2,29 juta), iSmart Alarm, terhubung ke sebuah sistem yang sama dan memungkinkan para pengguna mengawasi sistem mereka tanpa mendaftar untuk rencana bulanan. Aplikasi Oplink, seharga 149 dolar Amerika (sekitar Rp1,72 juta), mengharuskan paket per bulan yang dimulai dengan harga 9,99 dolar Amerika (sekitar Rp115 ribu).
AT&T juga memiliki aplikasi keamanan yaitu AT&T Digital Life untuk iPhone, Adroid dan Windows Phone. Paket dasarnya dimulai dengan harga 29,99 dolar Amerika (sekitar Rp346 ribu) per bulan ditambah biaya untuk perangkat dan instalasi sebesar 149,99 dolar Amerika (sekitar Rp1,73 juta). Para pengguna bisa mengawasi rumah mereka dan membuka pintu dari jarak jauh untuk membiarkan seseorang masuk.
Sebagian besar sistem keamanan akan memberitahu para pemilik rumah, sementara yang lainnya seperti AT&T Digital Life akan memanggil polisi jika terjadi pembobolan rumah.
Para pemilik smartphone yang mencari solusi lebih murah bisa menyalakan aplikasi seperti Presence, aplikasi gratis yang memungkinkan para pengguna menghubungkan perangkat iOS ke sistem kamera keamanan yang bisa dipantau dari jauh.
“Ini adalah sebuah pasar berkembang dan saya pikir perangkat tersebut bisa berkembang pesat dalam dua hingga lima tahun kedepan,” ujar Turner berbicara tentang aplikasi keamanan.
0 komentar: